Ditulis oleh: Endang Fatmawati
“Ini uangnya Ibu di dompet kok hilang lima ribu, kalian tahu tidak?” tanya Ibu kepada kami.
“Oh mungkin Ibu lupa taruh kali,” jawabku.
“Ibu tidak lupa, tadi setelah belanja uangnya masih ada di dompet,” sanggah Ibu.
Aku penasaran dengan adikku Haydar yang sedari tadi ngumpet di kamar. Tanpa berpikir panjang, aku pun menyamperi ke kamar. Setelah pintu kubuka, rupanya adikku sedang asyik membaca buku. Segera kudekati sampil kuelus kepalanya.
“Adikku yang baik, Mas Faiz mau tanya, boleh ya?”
“Iya kenapa Mamas?” kata adikku.
“Tapi kamu janji ya, harus jujur menjawabnya, karena jujur itu keren Dik,” bujukku.
Adikku hanya tersenyum dan malah merajuk karena aku lupa tidak membuatkan nasi goreng kesukaannya.
“Uang Ibu di dompet hilang, apakah kamu tahu, Dik?” desakku.
“Iya Mamas, aku tadi mengambil uang Ibu di dompet, karena ada orang yang minta-minta di depan, kasihan …” kata Haydar.
“Oh ya sudah, kalau begitu ayo kita bilang sama Ibu!” ***
saya sangaat bangga dengan kejujuran nya