Ditulis Oleh ; Sofangiwati, S.Pd.
Rona mengeluarkan semua buku dari tasnya. Keringat membasahi kening dan tangannya. Dia membolak-balik semua buku yang telah dikeluarkan.
“Mana buku PR Matematikaku? Aduh,” kata Rona dalam hati.
Sementara itu Bu Wati menunggu murid-murid mengumpulkan buku PRnya.
“Rona,” panggil Bu Wati.
Rona melihat ke arah Bu Wati. Bu Wati yang mengetahui kecemasan Rona, segera menghampiri.
“Buku saya tidak ada di tas, Bu,” kata Rona sambil menundukkan kepala.
“Apakah semua PR sudah kau kerjakan, Rona?” tanya Bu Wati.
“Sudah, Bu,” jawab Rona.
“Apakah semalam buku PR sudah kamu masukkan tas?” tanya Bu Wati lagi.
Rona terdiam, pertanyaan Bu Wati tidak bisa dijawab, biasanya Rona menyuruh si Mbak untuk mengatur buku-buku sekolahnya.
Rona sangat menyesal, ia merasa tidak bertanggung jawab selama ini.
“Maafkan saya, mulai hari ini saya akan mengatur buku saya sendiri,” kata Rona perlahan.
Bu Wati memegang pundak Rona sambil tersenyum.
“Ibu bangga kepadamu, Rona.” ***