Ditulis oleh: Santoso
Perbanyaklah berdoa
saat malam puncak
bulan Ramadan.
Ramadan sudah memasuki sepuluh hari kedua. Namun, Kaysu masih lebih asyik dengan gadgetnya. Ayah lalu mengajak Mas Kaysu untuk
mendengarkan pengalaman yang tak dapat dilupakan saat Ramadan di tahun lalu.
Mas Kaysu masih belum menyudahi kegiatannya. Ayah membujuknya untuk konsentrasi menyimak cerita pengalaman Ayah. Melihat Mas Kaysu menyudahi permainannya, Ayah mulai bercerita.
“Sejak pertama kali mengetahui amalan iktikaf, alhamdulillah Ayah selalu menyempatkan diri beriktikaf setiap tahun,” terang Ayah memulai pengalamannya. “Terlebih mengetahui bahwa semua doa yang dipanjatkan di malam puncak Ramadan pasti dikabulkan Allah.”
“Sejak kecil, Ayah sudah mulai belajar berpuasa. Saat itu, Ayah menganggap bahwa puasa adalah amalan satu-satunya yang utama
di bulan Ramadan. Ternyata ada banyak sekali amalan yang sangat dianjurkan, yakni membaca Al-Qur’an, sedekah, iktikaf, dan umroh bila
mampu,” lanjut Ayah.
Sambil membetulkan posisi duduknya, Ayah terus menceritakan pengalamanpengalaman lainnya. “Sambil membersihkan kaca, Ayah mencuri pandang kawan-kawan Ayah yang khusyuk melantunkan Al-Qur’an. Entah kenapa saat itu Ayah jadi berdoa memohon kepada Allah agar diberi kesempatan iktikaf di Masjid Nabawi dan Masjidilharam di Makkah.”
“Alhamdulillah, Allah mengijabah doa Ayah. Tahun berikutnya Ayah diberi
kesempatan untuk iktikaf di Masjid Nabawi dan Masjidilharam. Oleh karena itu, perbanyaklah berdoa saat iktikaf. Jangan siasiakan kesempatan yang Allah berikan pada malam puncak Ramadan untuk memperbanyak doa.” ***