Ditulis Oleh ; Ms. Intan Fuja S.Pd.
Namanya Raya, seorang anak kelas dua SD yang ceria dan aktif. Ia tinggal bersama Ayah, Ibu, dan kakaknya, Kak Rama. Naila sangat menyayangi keluarganya, tapi ia sering lupa satu hal penting cara berbicara yang lemah lembut
Suatu pagi, Raya bangun kesiangan dan langsung berteriak, “Bu, kenapa nggak bangunin aku? Aku telat nih!”
Ibu menoleh pelan dan berkata, “Raya, Ibu sudah membangunkanmu tiga kali tadi. Tapi kamu masih tidur. Lain kali, yuk bangun lebih cepat dan bicara lebih lembut, ya.”
Raya hanya diam dan berlari ke kamar mandi. Saat sarapan, ia berkata pada kakaknya, “Kak Rama, cepat dong! Aku mau ambil sendok, jangan dihalangi!”
Kak Rama terkejut. “Raya, kamu bisa minta dengan cara yang baik. Aku enggak sengaja berdiri di sini, kok,” ujarnya dengan tenang.
Hari itu di sekolah, Bu Guru bercerita tentang pentingnya bicara sopan dan lembut, terutama kepada keluarga. Raya mendengarkan dengan saksama.
“Kalau kita bicara lembut,” kata Bu Guru, “orang yang mendengar akan merasa dihargai. Apalagi kepada keluarga yang setiap hari bersama kita.”
Raya mulai merasa bersalah. Ia mengingat kembali cara ia berbicara tadi pagi pada Ibu dan Kak Rama.
Sesampainya di rumah, Raya menghampiri Ibu dan berkata dengan suara lembut, “Maaf ya, Bu, tadi pagi aku bicara dengan keras. Raya janji akan belajar bicara lebih baik.”
Ibu tersenyum, memeluk Raya, dan berkata, “Ibu bangga sama kamu, Nak.”
Sejak saat itu, Raya terus belajar untuk bicara dengan suara yang lembut dan sopan kepada semua anggota keluarga. Suasana di rumah pun jadi lebih tenang, hangat, dan penuh kasih sayang. ***