Ditulis oleh: Bhakti Hariani
“Halo matahari terjadi karena
adanya pantulan matahari ke
awan sirus. Kondisi yang terik,
membuat sinar matahari
memantul dan membentuk
lingkaran mirip cincin.
Pukul 12.00 siang bel sekolah berbunyi, Kynthia bersama Rania berjalan pulang.
“Panas, ya? Mataharinya terik sekali,” kata Kynthia.
“Iya, sangat panas,” ujar Rania.
“Aku haus. Kita mampir sebentar ke warung yang jual es krim, yuk!” ajak Kynthia.
Kynthia memilih es krim mangga. Sedangkan Rania stroberi. Keduanya duduk menikmati es krim di bawah pohon. Kynthia melihat ke langit di mana matahari bersinar terik. Kemudian dia terkejut melihat matahari tampak berbeda. Di sekeliling matahari terdapat lingkaran sehingga matahari seperti tengah memakai cincin.
“Ran, coba lihat mataharinya. Keren, ada cincinnya!” kata Kynthia.
“Iya, bagus sekali,” ujar Rania. Keduanya tak bisa menatap matahari berlama-lama.
Sesampainya di rumah, Kakak Danesh berteriak. “Aduh, ada halo matahari ya. Aku enggak lihat,” ujar Kak Danesh membaca layar laptopnya.
“Halo matahari itu apa?” tanya Kynthia.
“Halo matahari itu muncul karena adanya pantulan matahari ke awan sirus. Awan ini suhunya dingin mencapai minus 70-80 derajat Celsius. Nah, hari ini panas karena kondisi yang terik. Akhirnya sinar matahari memantul dan membentuk lingkaran mirip cincin,” ujar Kak Danesh si
penggemar dunia antariksa.
“Pulang sekolah tadi aku lihat. Mataharinya ada cincinnya …” kata Kynthia.
“Beruntung kamu. Ayo, aku jelaskan lebih jauh tentang halo matahari!” ajak Kak Danesh yang disambut anggukan bersemangat Kynthia. ***