Ditulis oleh: Iing Felicia
Peduli sesama sebagai
makhluk sosial.
Di lapangan sekolah, terlihat siswa-siswi di TK B Compassion sudah berkumpul untuk memulai upacara bendera yang rutin dilakukan. Pemimpin upacara membuka jalannya upacara dan mempersilakan pembina upacara untuk menyampaikan amanatnya.
“Selamat pagi siswa-siswiku yang terkasih. Marilah kita sejenak menundukkan kepala seraya berdoa untuk teman-teman kita di Nusa Tenggara Timur yang terdampak bencana pekan lalu,” ucap Kepala Sekolah dan menutup kegiatan upacara di pagi itu.
“Banyak fasilitas umum dan rumah penduduk yang rusak berat. Sehingga warga harus mengungsi ke tempat aman akibat bencana badai seroja, banjir, dan tanah longsor. Korban meninggal terbanyak berasal dari Daerah Adonara,” lanjut Ibu Guru Asti setelah muridmurid TK B Compassion kembali ke kelas mereka.
“Kemarin, mamaku bercerita banyak tentang tenaga relawan yang berangkat ke lokasi bencana untuk meringankan beban penderitaan mereka,” ujar Keisha.
“Bu Asti, bagaimana kalau hasil lelang lukisan kelas kemarin kita donasikan kepada teman-teman yang ada di sana?” tanya Anastasia mengacungkan tangan.
“Iya, Bu!” serentak teman-teman lainnya ikut mengiyakan.
“Wah, hebat kalian semua. Bu Asti senang kalian peduli dengan sesama dan memiliki rasa empati yang luar biasa,” kata Bu Asti seraya memperlihatkan kedua jempol. Di saat teman kita mengalami kesulitan atau kemalangan, anak baik pasti membantu dan memberikan semangat. Kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. ***