Ditulis Oleh: Hj. Siti Chofifah, S.Pd.I.
Orang tuaku memberi aku nama Gilang dengan harapan akan meraih cita-cita yang gemilang. Aku memiliki keluarga dengan ekonomi yang cukup sehingga aku dapat bersekolah SD di tempat yang favorit. Walaupun demikian, orang tuaku tidak memanjakan aku. Jadi, aku harus rajin dan mandiri.
Setiap sekolah, aku diberi uang saku, tetapi tidak semuanya dihabiskan karena sebagian lagi aku tabung. Hasil uang tabungannya aku belikan barang yang bisa dijual kepada teman-temanku. Hasil penjualannya bisa ditabung atau sesekali untuk membeli makan kebab, burger, dan bakso.
Setelah lulus SD, aku melanjutkan ke pondok pesantren. Di pesantren inilah jiwa leadership aku muncul. Dengan penuh semangat, aku jalani selama tujuh tahun dan aku dipercaya untuk menjadi ketua organisasi. Bagiku tujuh tahun itu waktu yang sangat singkat. Akhirnya aku harus kuliah di Jakarta. Dengan bekal jiwa leadership, di kampus pun aku aktif dan terpilih sebagai ketua organisasi.
Suatu ketika aku mengikuti ajang pemilihan Abang Kabupaten dengan proses seleksi yang panjang. Kata otang tuaku, alhamdulillah nilai wajahku 90, he… he… he…. Alhamdulillah, aku menjadi juara pertama yang tentunya sangat membanggakan.
Tiga tahun setengah aku kuliah. Aku belajar dengan tekun dan tentunya berkat doa kedua orang tuaku kepada Tuhan, akhirnya aku juga meraih prestasi sebagai mahasiswa terbaik. Aku mendapatkan hadiah yang tidak kusangka, yaitu menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah dan mendapatkan beasiswa kuliah S-2 di Kairo Mesir.
Lagi-lagi dengan bekal jiwa leadership, di Kairo pun, sambil kuliah aku memberanikan diri untuk membuka rumah makan. Tentunya, aku sendiri yang mengaturnya. Aku bersyukur sampai sekarang sangat ramai pengunjungnya dan bisa membuka lapangan kerja bagi yang membutuhkan. Jadi, kita harus berani memulai sesuatu yang positif bila ingin sukses. ***