Ditulis Oleh: Yumna Althafunissa M.
“Berterima kasih kepada Ayah yang sudah melakukan banyak hal untuk anaknya.”
Pada suatu hari, Yuna membuka album yang berisi foto-foto kenangan bersama keluarganya. Ia melihat sebuah foto dirinya sedang menangis dalam gendongan ayahnya. Yuna teringat cerita di balik foto itu.
“Ayaaah, huhuhu … kakiku berdarah, Yah,” ucap Yuna sambil menangis.
“Ya ampun, kamu kenapa bisa sampai berdarah?” tanya Ayah ke Yuna.
“Aku jatuh di depan rumah,” jawab Yuna.
“Ya sudah kalau begitu, Ayah obati dulu, ya!” Ayah menjawab sambil tersenyum.
Ketika sedang mengingat kenangan tersebut, tiba-tiba …
“Tok-tok …” Ternyata Ayah sudah pulang.
“Asalamualaikum, Ayah pulang,” sahut Ayah kepada keluarganya.
“Ayah … akh!” Yuna tergelincir dan jatuh karena ada air yang tumpah di lantai.
“Ya ampun Yuna, hati-hati dong kalau berjalan! Sini, Ayah obati dulu.” Ayah pun mengobati Yuna.
“Pelan-pelan, Yah,” ucap Yuna kepada Ayah.
“Iya, tenang saja. Ayah pelan-pelan kok,” jawab Ayah.
Setelah diobati, Yuna tidak lupa mengucapkan terima kasih.
“Iya, sama-sama anak Ayah yang cantik,” ucap Ayah sambil tersenyum.
Setelah Ayah selesai bersih-bersih, Yuna menghampiri Ayah, “Ayah, terima kasih sudah menjaga Yuna dari kecil sampai sekarang.”
Yuna berterima kasih karena sadar bahwa ayahnya telah melakukan banyak hal untuknya.
“Iya, sama-sama Yuna. Lagi pula itu kewajiban Ayah.” Yuna memeluk ayahnya dengan erat. ***