Ditulis Oleh: Rindah Jhayanti
Semangatilah temanmu saat mendapat nilai jelek. Utamakan kejujuran di atas nilai.
“Kringgg, kring ….” Bel istirahat berbunyi. Fathan berjalan menuju kantin. Sayup-sayup terdengar suara anak yang sedang menangis. Ia duduk di pinggir lorong sekolah.
“Lho, Ali. Kenapa kamu menangis?” Ternyata Ali, adik kelas Fathan.
“Aku mendapat nilai jelek saat ulangan Matematika, Kak. Lalu teman teman sekelas mengejekku. Aku dibilang bodoh,” jawab Ali sembari sesenggukan. Mendengar hal tersebut, Fathan langsung mengajak Ali untuk kembali ke kelas. Di sana terdapat beberapa anak yang sedang mengobrol, ada juga yang bermain.
“Adik-adik, boleh Kakak berbicara sebentar?” sapa Fathan.
Mereka serempak menjawab, “Boleh, Kak.”
“Siapa yang mengejek teman kalian, Ali, karena nilainya jelek?” Tak ada jawaban apa pun selain beberapa anak saling menunjuk teman temannya.
“Siapa pun teman kalian yang mendapat nilai jelek, tidak boleh diejek ya, Adik-adik. Walaupun nilainya jelek, setidaknya dia jujur dalam mengerjakan soal. Dia tidak menyontek atau meminta bantuan orang lain. Lagi pula, siapa tahu Ali pandai di pelajaran lain selain Matematika,” ucap Fathan sambil menepuk bahu Ali. Ali pun tersenyum, kepercayaan dirinya mulai muncul.
“Betul, Kak, aku pernah melihat Ali jago sekali menggambar!” sahut Sarah, teman sekelas Ali.
“Nah, kan! Jadi, kalian tidak boleh mengejek teman karena mendapat nilai jelek, ya,” sambung Fathan. Teman-teman sekelas Ali pun serempak menjawab, “Baik, Kak.” ***