Ditulis Oleh: Leliy Kholida
Jika orang menjadi baik karena mengharapkan hadiah, maka mereka berada dalam penyesalan.” -Albert Einstein
Sabtu pagi, saat perkuliahan Administrasi dan Supervisi Pendidikan melalui Google Meet, mahasiswa sedang berdiskusi.
Tiba-tiba Haqi berkata, “Lho, Bu, itu murid-murid Ibu? Kok mereka lebih tua dari Ibu?”
Ibu berkata, “Iya, belajarlah dari buaian hingga liang lahat. Mereka sebelumnya tidak memiliki kesempatan meraih ilmu untuk jenjang sarjana. Mereka langsung mengabdi atau bekerja apa pun. Ketika ada kesempatan, mereka baru belajar. Semangat kan, mereka belajar? Bapak pernah bilang, Ibu gurunya Mas Bagus adalah muridnya Bapak. Bu Guru TK juga muridnya Ibu. Murid itu untuk sebutan anak sekolah, mahasiswa itu sebutan untuk yang belajar di kampus.”
“Teeet … teeet … kreek ….” Pagar berbunyi. Kurir berkata, “Paket!”
Haqi berlari untuk menerima paket buku give a way dari Leguty Media.
“Yeay!” sorak Haqi.
Haqi berkata, “Kenapa buku lagi sih hadiahnya?”
Ibu memberi isyarat agar Haqi membaca buku di kamarnya. Bapaknya baru tiba setelah joging pagi. Haqi menunjukkan buku itu sambil berkata,
“Ibu memberi hadiah buku lagi.”
Bapak berkata, “Alhamdulillah, kamu dapat, hadiah lagi. Untuk Bapak, Mas Bagus, dan Adik mana?”
Bagus berkata, “Bapak, Ibu suka sekali memberi hadiah kami buku. Kapan memberi hadiah kami HP? PS 5?”
Bapak berkata, “Itu sepeda? Hadiah atau kalian beli sendiri?”
Bapak menambahkan, “Bapak suka memberi hadiah yang mungkin kalian belum tahu bahwa itu hadiah.”
“Hadiah itu ya kado. Dibeli di mal dengan harga ratusan ribu hingga jutaan. Teman-teman selalu bercerita kalau mereka dapat hadiah yang keren-keren,” ucap Haqi sembari menyedot susu cokelat yang dia buat sendiri.
Bapak melanjutkan kata-katanya, “Oh … tuh kan. Bapak tidak suka kalau ibumu memberi hadiah seperti yang diterima teman-temanmu. Pilihan hadiah dari Ibu memang jempolan (buku). Bapak dari dulu tidak pernah dapat hadiah seperti kalian. Bapak mengumpulkan uang terlebih dahulu dengan mengurangi jam makan. Jadi, kadang Bapak paling banyak makan dua kali sehari. Buku-buku yang ada di rak-rak besar ini demi ilmu pengetahuan. Buku itu banyak variannya, ada yang mengajarkan ilmu pengetahuan, kisah-kisah teladan, atau bahkan kartun-kartun yang lucu, tapi tidak mengajarkan yang berfaedah.”
“Pesan Bapak untuk kalian, setelah diberi sesuatu apa pun, ucapkanlah jazakallahu khairan atau terima kasih. Nah, inilah hadiah Bapak untuk kalian. Pesan berusan adalah salah satu hadiah terbaik dari Bapak,” ucap Bapak sembari memeluk mereka bergantian. Ibu mulai bergabung sembari berkata,
“Barusan Bapak memberikan hadiah terbaiknya lagi, lho. Setiap saat, tanpa Ibu, Bagus, dan Haqi sadari, itulah hadiah terbaik dari Bapak.” ***