Ditulis Oleh: Nurlaili Saadah
“Bu, Basam lapar! Basam belum sarapan.”
Minggu pukul 08.00 Basam belum sarapan. Perutnya terasa lapar. Biasanya Basam sarapan pukul 06.00 sebelum berangkat ke sekolah. Tapi hari itu memang Ibu Basam terlambat masak.
“Kenapa Bu, jam 8 kok sarapan belum matang. Ibu sakit ya? Tidak biasanya Ibu masak telat. Mengapa, Bu?”
“Hari ini Ibu agak lelah, Nak.”
“Ayo kita semangat, Bu! Lihatlah Bu, matahari bersinar sangat terang. Matahari enggak pernah lelah menyinari kita dan bumi ini, juga matahari enggak pernah minta imbalan pada kita. Ibu harus semangat.”
“Basam, kamu ke sini, Nak! Kamu pintar sekali menasihati Ibu. Siapa yang mengajari kamu, Nak?”
“Bu Lisa yang mengajari saya, Bu. Matahari itu dermawan, jam 6 sudah siap bersinar dan selalu bersemangat. Kata Bu Lisa kita mesti seperti matahari, semangat dan semangat.”
“Terima kasih anakku, engkau pintar memberi motivasi pada Ibu, semoga kamu menjadi pemimpin yang hebat. ***