Ditulis oleh: Siti Rukiah, M.Pd.
Jika kita bepergian naik kereta, jangan lupa membeli tiket terlebih dahulu atau menggunakan kartu Flazz, lalu kartunya tempelkan di pintu masuk.
Setiap libur sekolah, Ibu dan Ayah selalu mengajakku ke rumah Nenek yang tinggal di Jakarta. Aku selalu menginap satu sampai dua malam.
“Denis, besok pagi kita ke rumah Nenek, sudah lama kita tidak bertemu,” kata Ibu.
“Hore, kita naik kereta.” Denis melompat kegirangan. Aku sangat senang karena setiap ke rumah Nenek, pasti naik kereta. Malamnya aku tak bisa tidur karena tak sabar ingin naik kereta api.
“Denis bangun, ayo mandi! Pagi ini kita berangkat, Nak.” Aku langsung bangun dan bergegas untuk mandi
“Bu, aku pakai baju yang mana?” tanya Denis.
“Itu sudah Ibu siapkan di atas tempat tidur, lalu kita sarapan, ya!”
Setelah sarapan, aku, Ibu, dan Ayah berangkat. Di perjalanan, Denis bertanya banyak hal kepada Ibu. Denis masih duduk di kelas satu SD, tapi rasa ingin tahunya tinggi.
“Bu, kalau naik kereta bayarnya bagaimana?”
“Beli tiket dulu di loket atau bisa juga pakai kartu seperti ATM.” Ibu menunjukkan kartu Flazz, seperti kartu ATM yang bisa dibeli di Alfamart. “Nah, tiket berupa kartu ATM itu ditempelkan ke pintu masuk di gate yang tersedia. Lalu kita tunggu di peron dan kereta akan datang.”
Selama di dalam kereta, Denis paling banyak bicara. Apa saja ditanyakan.
“Ayah, aku senang naik kereta karena jalannya cepat dan enggak bikin aku mabuk,” ujar Denis
Tiba-tiba Ibu berkata, “Siap-siap! Sebentar lagi sampai, kita turun!”
“Asyik, ketemu Nenek,” kata Denis. ***