Ditulis Oleh: Evi Kususan
Adham mempunyai mainan baru.
“Siapa ini yang sudah mematahkan mainan baruku?” tanya Adham.
Haris yang sedang berada di teras mendengar apa yang dikatakan oleh Adham.
Lalu Haris pun menjawab, “Maaf Adham, aku tidak sengaja sudah mematahkan mainanmu.”
Dengan menarik napas panjang, Adham pun bertanya, “Hmm … kok bisa sih Haris sampai patah begitu mainanku?”
“I … iya … tadi aku memegangnya terlalu kuat, aku tidak tahu kalau mainan itu mudah patah.”
“Kenapa menangis Haris, tidak apa-apa, mainan itu patah masih bisa disambung.”
“Aku takut kamu marah dan tidak mau berteman denganku lagi, Adham.”
“Awalnya aku marah denganmu. Akan tetapi, karena kamu telah jujur mengakuinya, aku tidak marah lagi, dan sudah memaafkan kesalahanmu.”
“Alhamdullilah, terima kasih Adham, kamu sudah mau memaafkan aku.”
“Sama-sama Haris, aku juga minta maaf telah membuatmu takut padaku.”
Indah bukan, bila kita mudah saling memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. ***