Ditulis Oleh: Ridha Muslimah Sacha
Namaku Farah. Aku berusia delapan tahun dan duduk di kelas dua SD. Hobiku menggambar. Saking senangnya menggambar, sampai-sampai aku menggambar di tembok rumah. Itu dulu, sebelum aku masuk TK. Sekarang, aku sudah paham untuk tidak mencoret-coret tembok. Apalagi, Mama dan Papa membelikanku peralatan menggambar yang lengkap. Aku meluapkan kegemaranku menggambar di buku gambar.
Waktu TK, aku melihat gambar Papa di meja kerjanya. Gambarnya sangat bagus. Papa menggambar desain rumah. Ternyata, itu adalah pekerjaan papa sebagai seorang arsitek. Aku ingin seperti Papa, menjadi seorang arsitek.
“Kalau Farah mau menjadi arsitek, mulailah berusaha keras dari sekarang. Belajar yang rajin untuk meraih cita-citamu. Tidak hanya berbekal pandai menggambar, tetapi pandai juga berhitung dan mengukur. Berarti, Farah mesti rajin dan tekun belajar Matematika,” ujar Papa.
“Seorang arsitek juga mesti kreatif, teliti, dan peduli pada alam. Jadi, rancangan rumahnya ramah lingkungan,” sambung Mama.
“Siap, Ma, Pa,” sahutku penuh semangat.
Aku akan mendesain rumah untuk orang-orang yang tidak mampu. Mudah-mudahan, aku dapat mewujudkan harapan dan cita-citaku. ***