Ditulis Oleh: Anastasia Dwi Riniwintarsih
“Kita ke rumah Eyang, Bunda?”
Kalimat itu diucapkan Cempaka dengan nada gembira. Bunda tersenyum, mengiyakan. Berlibur ke rumah Eyang adalah saat yang sangat dinantikan oleh Cempaka. Selain bertemu Eyang dan sanak saudara, Cempaka mendapat pengalaman. Banyak peristiwa indah yang akan dilaluinya. Seperti pagi ini, Cempaka ikut Eyang ke pasar.
“Kita jalan kaki saja ya, Sayang,” kata Eyang.
“Siap, Eyang,” jawab Cempaka.
Cempaka paling suka di ajak ke pasar dengan berjalan kaki. Jaraknya hanya satu meter dari rumah Eyang. Hamparan sawah sepanjang di perjalanan sangat memanjakan mata.
“Cempaka, lihat yang sedang makan di tengah sawah itu?”
“Lihat, Eyang.”
“Lihat wajah mereka?” tanya Eyang lagi.
“Mereka bahagia ya.”
“Mereka makan dengan piring daun pisang, duduk di tanah. Mereka
bahagia. Tahu kenapa?” tanya Eyang lagi.
“Kenapa Eyang?”
“Karena mereka selalu bersyukur. Bersyukur itu sederhana,” kata Eyang.
“Bagaimana, Eyang?”
“Merasa selalu cukup dengan anugerah yang kita terima.”
Cempaka mengangguk bahagia. ***