DItulis Oleh: Nurhayani Ritonga, S.Pd.
Tepat pada hari Jumat, Hasan yang berusia lima tahun sangat fokus belajar di TK, pelajarannya adab masuk masjid.
Bu Ani bertanya, “Anak-anak, sekarang hari apa?”
“Jumat,” jawab anak-anak.
“Siapa yang ayahnya salat Jumat?”
“Saya,” jawab anak-anak serentak.
“Nah, anak laki-laki juga boleh ikut Ayah ke masjid, tapi harus menjaga adab masuk masjid, di dalam masjid, dan keluar masjid. Masuk masjid dahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid. Allaahumaghfirlii dzunuubii waftah lii abwaaba rahmatika, Ya Allah bukakanlah bagiku pintu-pintu Rahmat-Mu.”
Bu Ani mengajarkan doa tersebut sepenggal demi sepenggal dan berulang-ulang, anak-anak mengikutinya sehingga anak-anak hafal.
Setelah pulang sekolah, Hasan melapor kepada ayahnya.
“Ayah, kata Bu Guru, Hasan boleh ikut ke masjid salat jumat, Hasan sudah tau adab masuk masjid, Ayah.”
“Oh iya, bersiaplah Nak,” jawab Ayah.
Suara azan berkumandang, mereka pun berangkat ke masjid dekat rumahnya. Saat masuk masjid, Hasan dan Ayah mendahulukan kaki kanan dan berdoa, “Allaahumaghfirlii dzunuubii waftah lii abwaaba rahmatika, Ya Allah bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu. Aamiin.”
Alhamdulillah, Hasan sudah hafal doanya,” kata Ayah. ***