Ditulis Oleh: Endang Fatmawati
Suasana mendung menggelayut di langit ketika jam istirahat sekolah tiba. Ica dan Ilma bergegas menuju kantin sekolah. Kebetulan menu spesial yang terhidang hari itu adalah bubur ayam.
Keduanya segera memesan dua mangkok bubur ayam lengkap dengan taburan kerupuk dan kedelai di atasnya. Minuman teh hangat manis juga dipesannya.
“Ahh … bubur ayam ini terlalu encer, rasanya juga asin gini,” keluh Ica.
“Jangan suka mencela begitu Ca, itu tidak baik,” ucap Ilma menenangkan.
“Memangnya kenapa?” tanya Ica kemudian
“Makanan itu merupakan salah satu nikmat Allah sehingga wajib kita syukuri. Namun, terkadang kita lalai akan hal ini. Bahkan justru mengatakan bahwa ada celanya. Perlu diingat ya, kalau mencela makanan itu menunjukkan kalau kita kurang bersyukur. Coba bayangkan, betapa banyak orang yang susah untuk bisa makan. Jadi, jangan dibiasakan ya, Ca!” jawab Ilma memberi nasihat.
“Oh, begitu ya Ilma. Wah, aku jadi paham sekarang. Astaghfirullah, semoga aku tidak mengulanginya lagi,” kata Ica bersemangat. ***