Ditulis Oleh: Dinda Nurul Inayati, M.Pd.
“Alhamdulillah, akhirnya sampai di rumah!” seru Ilham melepas baju sekolahnya. Ia membuka lemari dan menarik baju favoritnya.
“Astaghrullah, jadi berantakan deh … ya sudahlah, nanti juga Bunda rapikan,” pikirnya. Ilham bergegas main bola bersama Kakak.
Bunda terkejut melihat baju yang berserakan di lantai.
“Ilham, mengapa bajumu berserakan di lantai?” tanya Bunda.
“Itu Bun, maaf ya … tadi Ilham buru-buru he … he … he …” jawab Ilham sambil tersenyum lebar.
“Bunda tidak bereskan ya, kamu harus melipat kembali bajumu sendiri,” tegur Bunda.
Dalam hati Ilham berkata, “Yah … padahal lagi seru. sudahlah nanti juga Bunda bantu,” kata Ilham di dalam hati.
Pagi harinya Ilham terlihat kebingungan, mencari seragam sekolahnya.
“Bun, kemeja putih aku mana ya?” tanyanya.
“Nah, jadi susah mencari baju kan?” jawab Bunda.
“Iya Bun, ternyata jadi sulit mencari baju jika lemarinya tidak di rapikan.
Maafkan Ilham ya Bun. Ilham janji mulai sekarang akan melipat baju Ilham sendiri.”
“Alhamdulillah, Bunda senang mendengarnya.” ***