Ditulis Oleh: Ridha Muslimah Sacha
“Assalaamualaikum.” Ayah pulang dan mengucapkan salam. Ia tersenyum sambil membawa martabak kesukaanku.
“Walaikumsalam,” jawabku gembira menyambut Ayah pulang. Aku mencium tangan Ayah dan menerima bungkusan martabak darinya. Kemudian, aku melahapnya bersama kedua adikku.
Ayahku seorang pengemudi ojek online. Ayah bekerja dari pagi dengan motor kesayangannya.
Biasanya, Ayah pulang menjelang Maghrib. Kadang-kadang juga pulang setelah Isya kalau banyak penumpang. Namun, hari ini Ayah pulang setelah Ashar. Wajah Ayah tampak lelah.
“Ayah, kenapa pulang cepat?” tanya Ibu sambil menyodorkan teh hangat untuk Ayah.
“Ayah lagi nggak enak badan, Bu. Ayah mau istirahat.” Ayah merebahkan badannya di kasur ruang tengah di depan televisi.
“Wildan, tolong ambilkan minyak angin untuk Ayah. Ibu mau melanjutkan menyeterika,” titah Ibu.
Aku mengambil minyak angin di kotak obat dan menghampiri Ayah. Kasihan sekali Ayah. Ia kurang sehat dan lelah bekerja. Tentu ia lakukan untuk menafkahi kami. Membeli kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.
“Yah, aku pijitin, ya,” tawarku. Aku membalurkan kaki Ayah dengan minyak dan memijatnya. Punggungnya pun aku pijat-pijat
“Terima kasih, Wildan. Alhamdulillah, badan Ayah terasa lebih segar,” ucap Ayah. ***