Ditulis Oleh: Dra. Dyah Dhomi Eko Wulandari
Suara adzan berkumandang merdu di pojok desa, bapak menyegerakan salat Subuh menjadi imam salat di Mushola Darul Najah. Kami sekeluarga mengikuti salat berjamaah, selesai salat Bapak memberi kultum sebagai siraman rohani bagi jamaah subuh berkaitan tentang salat, Bapak menambahkan.
“Ya Rasulullah, perbuatan apa yang paling dicinta Allah?” Beliau pun menjawab, “Salat tepat pada waktunya.” (HR. Bukhari). Dan diperjelas Bapak bahwa, “Orang yang menunda atau bahkan meremehkan waktu salat fardu sampai lewat waktu adalah dosa besar.”
Hal itu sering kami lakukan, menunda salat membuat jengkel Ibu.
“Ana ayo salat,” ujar Ibu.
“Ya, tunggu sebentar Bu, ini masih ada perlu dengan Lita,” jawabku sambil meneruskan videocall dengan Lina.
“Jangan tunda salat, Ana, ingat pesan Bapak,” Ibu mengingatkanku. Segera kucari adikku Endra, ternyata bermain dengan kucing,
“Kucari-cari ternyata di sini to Dik, yuk salat, Bapak dan Ibu sudah menunggu. Jangan tunda salat,” ajakku, Endra mengangguk dan kami bergegas berwudu untuk menunaikan salat fardu. ***