Ditulis oleh: Sugiharti, M.Pd.
Bila tersesat, jangan panik! Segera bertanya kepada orang-orang di sekitar.
Minggu pagi, Bisma berpamitan kepada ibunya untuk bermain sepeda bersama temantemannya. Setelah mencium tangan Ibu danpamit, Bisma pun mengambil sepedanya, lalu mengayuhnya ke jalan. Bisma menuju ke taman untuk menemui teman-teman yang telah menunggunya.
“Hai, teman-teman! Maaf aku baru datang,” ucap Bisma.
“Tidak apa-apa Bisma. Sekarang sudah kumpul semua. Ayo kita berangkat!” ucap Eyza dengan semangat.
Mereka pun mengayuh sepeda menyusuri jalan-jalan di sekitar kompleks. Semakin lama, semakin menjauh. Akhirnya mereka menemukan tanah lapang yang luas. Bisma dan teman-temannya mengayuh sepeda ke tengah tanah lapang dan berputarputar saling mengejar.
Tak terasa hari mulai siang. Mereka pun beristirahat dan membuka bekalnya masing-masing.
“Teman-teman, hari sudah siang. Ayo kita pulang!” ajak Bisma.
Mereka sudah mengayuh sepeda agak lama. Mereka baru sadar kalau tersesat.
“Wah, kita salah jalan nih teman-teman!” ucap Bisma sambil menghentikan sepedanya.
Eyza, Tama, Nino, dan All mulai kelihatan gelisah. Mereka tidak bisa menghubungi ayah dan ibunya karena lupa membawa HP.
“Tenang, jangan panik dulu! Kata ibuku, kalau tersesat, kita tidak boleh panik. Harus tenang,” kata Bisma.
“Lalu bagaimana dong?” tanya Tama.
“Nah, itu ada ibu-ibu yang menuntun anaknya. Ayo kita tanya! Mungkin Ibu itu tahu jalan ke kompleks kita,” seru Bisma.
Ibu itu memberi tahu arah jalan pulang. Mereka pun mengayuh sepeda dengan semangat.***