Ditulis Oleh: Wiwin Sambawa Rohmi
Marwah baru saja pulang dari rumah tetangga sebelah. Seperti biasa dia akan bercerita tentang apa saja yang dilihat dan didengar dari Dina, teman mainnya itu.
“Ibu, Dina punya boneka cantik banget. Matanya bisa berkedip-kedip, bisa tersenyum, dan menangis. Bajunya juga bagus, berwarna-warni. Rambutnya hitam lebat dan panjang.
Sepatunya juga lucu. Marwah suka sekali dengan boneka itu, Bu,” celotehnya.
“Apakah Marwah pingin dibelikan boneka yang sama dengan boneka Dina, Sayang?” tanyaku.
Sejenak Marwah diam, seolah memikirkan sesuatu. Lalu menjawab, “Tidak, Ibu. Aku suka dengan boneka aku yang cantik. Cuma aku punya lebih dulu, punya Dina masih baru. Dulu juga boneka aku sangat cantik saat masih baru.”
“Oh, Marwah pintar sekali. Itu tandanya kamu pandai bersyukur, Nak. Jika kita pandai bersyukur Allah akan menambah nikmat kita, Sayang,” jawabku.
“Iya Ibu, terima kasih sudah membelikanku boneka cantik. Aku bersyukur dengan yang aku punya.” ***