Ditulis Oleh: Wiwi Yuningsih
“Horeee …” kedua anakku bersorak kegirangan ketika disampaikan bahwa akhir pekan ini akan diajak belanja ke toko langganan serba ada di kota. Kegiatan belanja layaknya seperti hiburan yang istimewa bagi kami, terutama anak-anak. Kami tinggal di desa yang jaraknya cukup jauh dengan tempat yang akan kami tuju.
“Bunda, kenapa sih Kakak sama Adik harus buat daftar belanja dulu sebelum kita berbelanja?” Anak perempuan pertamaku yang berusia tujuh tahun bertanya.
“Supaya kita hanya membeli yang benar-benar dibutuhkan dan jumlahnya sesuai dengan uang yang kita siapkan,” jawabku sambil tersenyum memandang tepat ke arahnya.
“Oh begitu, kalau Kakak sama Adik mau beli barang yang tidak ada di daftar, bagaimana, Bun?” kembali dia bertanya.
“Kakak dan Adik bisa memasukkannya ke daftar belanja berikutnya ya Sayang, mungkin bulan depan saat kita berbelanja kembali,” jawabku.
“Asyiiik, ternyata membuat daftar belanja itu menyenangkan ya! Kakak masih bisa membeli barang, meskipun bulan depan, terima kasih Bunda sayang.”
Lalu memelukku hangat. ***