Ditulis Oleh: Sri Cindra Astuti
Awalnya saya menolak untuk ikut lomba Tahfidz Qur’an tingkat dasar kelas 1 SD di sekolah. Khawatir juga, karena saya belum banyak hafalannya.
“Ibu daftarkan kakak ya, ikut lomba tahdz di sekolah?”
“Tapi Bu … hafalan kakak baru surah An-Nas sampai surah Asy-Syams. Takut enggak juara …”
“Kakak … kalau masalah juara kita serahkan sama Allah ya, kalau Kakak mau juara, Kakak harus berusaha maksimal, perbanyak belajar dan latihan, harus fokus, tetap semangat, percaya diri, tenang, berdoa kepada Allah, dan terakhir bertawakal kepada Allah. Siapa pun juaranya nanti, kita harus menerimanya dengan ikhlas!”
Tibalah saat perlombaan, saya memperhatikan cara teman-teman saya yang sudah tampil duluan. Saat giliran saya, saya melihat ibu mengacungkan jempolnya. Saya mengingat pesan Ibu, untuk selalu tenang dan suara saya harus diperbesar. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa melalui detik-detik yang menegangkan itu dengan baik. Ibu mengacungkan kedua jempolnya dan bertepuk tangan untuk saya. “Kakak hebat …!”
Saya dan Ibu pulang dengan harapan dan doa semoga saya bisa dapat juara. Kemudian ada pengumuman, Syamila Tsaqif juara satu lomba tahfidz tingkat dasar untuk kelas 1 SD. Alhamdulillah, saya merasa sangat senang dan bahagia. Terima kasih Ya Allah, terima kasih Ibu, Ayah, dan keluargaku, Ustaz, Ustazah, dan semua teman-temanku. ***