Ditulis Oleh: Camila Dewi
Aku tinggal di rumah yang ukurannya lumayan besar bersama adikku beserta abangku. Aku tidak pernah menyukai kehadiran adikku karena diri konyolku ini merasa bahwa ayahku lebih menyayangi adikku dibandingkan diriku sendiri. Setiap kali aku berdebat dengan adikku, ayahku selalu membela adikku dibandingkan diriku.
“Adek, itu punya kakak, jangan diambil dong,” teriak diriku dengan suara yang pelan akibat lelah mengejar adikku. Adikku pun menangis dan menghampiri ayahku hanya karena aku tidak mengizinkannya untuk meminjam barangku. Untuk kesekian kalinya, diriku lagi yang dimarahi ayah. Pikiranku selalu berpikir bahwa ayah tidak pernah menyayangiku, ayah lebih menyayangi adikku karena adikku yang selalu dibelanya.
Diriku memberanikan diri untuk berbicara kepada ayahku mengenai apa yang kurasa. “Ayah lebih sayang adek daripada kakak ya? Ayah selalu membela adek di setiap saat, sedangkan kakak selalu kena marah sama ayah,” tanya diriku dengan rasa penasaran kepada ayahku karena berharap mendapatkan jawaban yang melegakan. Ayahku pun merasa bingung dengan pertanyaan tidak masuk akalku ini. “Ayah selalu menyayangi semua anak-anak ayah, kak, hanya saja ayah membedakannya karena jangka usia kakak dengan adik yang jauh. Kakak udah gede, beda sama adek yang masih SD. Ayah selama ini seperti itu karena ayah berharap kakak bisa mengalah dengan adek,” jawab ayah kepada diriku. Setelah mendengar jawaban ayah, aku sadar bahwa seorang ayah tidak pernah pilih kasih, hanya saja mereka punya cara tersendiri untuk mendidik anaknya.
Cerita di atas sangat menarik dan cukup inspiratif bagi anak-anak