Ditulis oleh ; Istiqomah Ramdhaniyah
“Taki, bangun! Sudah pukul 06.00. Kamu akan terlambat masuk sekolah jika tidak bersiap-siap dari sekarang,” teriak Bunda yang membuka pintu kamar Taki.
Anak laki-laki tersebut hanya menggeliatkan tubuh di atas ranjang dan bergerak dengan malas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.
Taki menaiki sepedanya dengan santai. Ia tak mengindahkan jarum jam yang terus berputar. Sesampainya di sekolah, ia melihat pagar sekolah hampir ditutup oleh Bapak Kirno.
Dengan segera, Taki memacu sepedanya memasuki halaman sekolah dan memarkirkan kendaraannya tersebut. Taki menyengir lebar ke arah Pak Kirno dan menggaruk tengkuknya sambil berjalan menuju kelasnya.
Bu Nisa memanggil Taki yang berdiri di depan pintu kelas.
“Jawablah dengan jujur! Apa alasanmu terlambat hari ini?” tanya Bu Nisa.
“Maaf, Bu. Saya tidur terlalu larut malam sehingga bangun kesiangan. Saya akan berusaha untuk tidak mengulangi hal ini di kemudian hari,” jawab Taki.
Berkat kejujurannya, Taki dimaafkan oleh Bu Nisa dengan syarat tidak mengulangi kesalahannya. ***