Ditulis Oleh: Linlin
Pagi itu di sudut ruangan kelas ada seorang anak laki-laki yang sedang duduk sambil memegang kedua lutut. Kepalanya tertunduk lesu. Di saat teman-teman yang lainnya berusaha menghibur dan membelanya, Jana menekuk wajahnya.
Lily mengingatkan Jana, “Jangan begitu, kata Bu Guru juga, itu kan bukan akhlak yang terpuji.” Lily pun menghampiri Bu Guru yang sedang menggendong Erik.
“Bu, tadi Jana menendang perut Erik,” kata Lily.
“Astagfirullah, itu berbahaya sekali,” sahut Bu Guru.
“Habis Erik duluan, aku sedang berjalan, kakiku dihalangin, jadi aku jatuh,” jawab Jana membela diri.
“Sudah-sudah, anak-anak lanjutkan kegiatannya!” perintah Bu Guru. Ia pun membawa Jana dan Erik ke ruangannya.
“Jana, Erik, apa yang kalian lakukan itu bagus tidak?” tanya Bu Guru.
“Tidak, Bu,” jawabnya serempak.
“Apakah kamu setelah melakukan itu senang hatinya?” tanya Bu Guru lagi.
“Tidak,” jawab mereka.
“Jadi apa yang harus dilakukan sekarang?”
“Mari bermaafan, dan ingat untuk tidak diulangi lagi!” pesan Bu Guru. **