Ditulis Oleh: Eko Riyanti
Di ruang kelas terlihat Matul sedang menangis. Bu Uswatun mendekati Matul dan menanyakan mengapa ia menangis.
“Saya diejek Mas Abidzar, Bu,” jawab Matul sambil menangis sesenggukan. Kemudian datanglah Abidzar, Raffasya, dan Albi mendekati Matul dan kembali mengejeknya.
“Kita harus dapat menjaga lisan dengan berkata yang baik-baik saja, kalau tidak bisa berkata yang baik lebih baik diam,” kata Bu Uswatun menasihati anak-anak di kelas.
Semua memperhatikan dengan seksama. Tiba-tiba Raffasya bertanya,
“Bu, mengapa kita harus berkata yang baik-baik?”
Bu Uswatun memandang semua anak didiknya sambil bertanya, “Adakah dari kalian yang tahu jawabannya?”
“Agar tidak menyakiti orang lain, Bu,” jawab anak-anak serempak. Kemudian Bu Uswatun menjelaskan lebih lanjut bahwa perlunya bersyukur terhadap apa yang sudah Allah berikan dengan cara mempergunakan pemberian Allah dengan sebaik-baiknya. Salah satu contoh dengan menjaga lisan kita agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Berkatalah yang baik atau diam, daripada menyakiti. ***