Ditulis Oleh: Ridha Muslimah Sacha
“Alhamdulillah, nikmatnya,” ucapku ketika melahap makan siang bersama adikku, Amira. Hari ini Ibu memasak nasi, tahu goreng, dan sayur bening bayam. Lauknya sederhana.
Amira cemberut menolak masakan Ibu. Ia bosan dan ingin makan enak seperti di rumah Dahlia, temannya.
“Allah Maha Pencipta dan Penyayang. Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepada manusia. Saking banyaknya, kita tak dapat menghitungnya. Kita bisa hidup dan bernapas, bisa makan-minum dan berpakaian, bisa berkumpul dengan keluarga dan teman, berbadan sehat dan bertubuh lengkap, serta nikmat lainnya,” ujar Ibu.
“Kalau kita banyak mengeluh dan tidak menyukai nikmat Allah, berarti kita tidak bersyukur kepada Allah dengan rezeki yang diberikannya. Termasuk rezeki makan dan minum. Kalau kita bersyukur, Allah akan menambah nikmatnya kepada kita,” lanjut Ibu.
Amira beristighfar karena telah mengeluh dan mencela makanan.
“Makanan apa pun akan jadi enak dan nikmat kalau kita bersyukur, Mir. Ayo, kita habiskan makanannya,” ajakku.
“Iya, Bang Ammar,” sahut Amira. ***