Ditulis Oleh ; Ridha Muslimah Sacha
Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu. Sudah saatnya makan siang di sekolahku. Jam belajar kami di sekolah memang sampai jam dua siang. Jadi, aku dan kawan-kawan sekelas makan siang bersama di sekolah. Kami makan siang bersama guru kelas setiap hari.
Makan siang bersama adalah program dari sekolah. Menunya ditentukan sekolah. Sekolah berusaha menyajikan makanan sehat dan terbaik untuk murid-muridnya. Namun, aku sering tidak mau makan. Bagiku, makanan dari sekolah tidak enak.
Aku menyukai makanan modern dan luar negeri. Apalagi makanan cepat saji. Bu Firda sering memaksaku makan. Aku makan sedikit saja sehingga bersisa dan sering kubuang. Namun, itu dulu. Sekarang aku sudah berubah.
“Ayo Teman-Teman, kita makanan yang diberikan sekolah. Ini rezeki dari Allah!” ajakku.
“Iya, betul Raka. Kita bersyukur dengan makanan apapun hari ini. Bayangkan, di Palestina dan di beberapa tempat korban perang, banyak yang kelaparan. Mereka makan rumput dan memungut makanan di tanah. Bahkan, banyak yang mati karena tidak punya makanan,” sambung Fahri, temanku.
Sejak menonton video anak-anak di Palestina, aku lebih menghargai makanan dan rezeki yang Allah berikan. ***