Ditulis oleh : Eti Komalasari, S.Pd.
Agama melarang laki-laki memakai
kain sutra di dunia karena kain sutra
pakaiannya di akhirat kelak.
Hari ini Najwa dan Haikal gembira sekali. Ayah menepati janjinya untuk memberikan hadiah jika mereka sudah lancar membaca Al-Qur’an. Najwa diberi sebuah gamis berkain sutra dan Haikal sebuah sarung dan baju koko lengkap dengan pecinya. Hadiah tersebut sebagai penghargaan karena mereka sudah bersusah payah belajar membaca Al-Qur’an.
“Terima kasih Ayah. Najwa suka sekali dengan gamis sutra ini,” ucap Najwa tersenyum sambil mengelus-elus baju sutra hijau toska yang halus dan indah. Melihat keindahan gamis sutra itu, Haikal menjadi iri hati.
“Yah, kenapa Najwa diberi baju berkain sutra, sedangkan aku tidak?” tanya Haikal dengan kesal.
“Karena anak laki-laki enggak boleh memakai baju sutra,” jawab Ayah.
“Kok enggak boleh?” tanya Haikal dengan nada heran.
“Agama kita melarang anak laki-laki memakai baju berkain sutra.” Ayah berusaha menjelaskan.
“Kain sutra ini sangat indah dan lembut. Hanya pantas dikenakan kaum perempuan yang boleh berhias dengan pakaian dan perhiasan yang indah. Jika laki-laki mengenakannya, maka bisa menyerupai kaum perempuan yang suka kepada perhiasan. Oleh karena itu, Rasulullah melarang keras bagi kaum laki-laki yang mengenakannya. Bila laki-laki mengenakannya di dunia, nanti di akhirat tidak lagi memakainya,” ungkap Ayah tegas. ***