Ditulis Oleh: Anastasia Dwi Riniwintarsih
Matahari pagi menebarkan hangatnya. Lona berdiri di taman depan rumahnya.
“Manis,” suaranya sedikit keras.
Beberapa kucing berlarian mendekatinya. Si Belang, si Kuning, si Putih, mengeong.
“Ayo, makan,” suara Lona riang.
Tangan mungilnya menggenggam makanan kucing. Diletakkannya makanan itu di piring yang telah disediakan.
“Piringmu yang merah ini, Belang,” kata Lona sembari mengangkat si Belang ke dekat piringnya.
Itulah Lona. Setiap pagi selalu mengawali dengan memberi makan kucing. Padahal tak semua kucing itu miliknya.
“Karena aku sayang mereka.” Begitu jawaban Lona setiap kali ditanya kenapa memberi makan kucing yang bukan miliknya.
Tak hanya memberi makan. Lona pun mengajarkan kucing-kucing itu membuang pup dan pipisnya di toilet kucing yang disediakan di belakang rumah. Lona pun memandikan kucing itu bila terlihat kotor.
“Si Belang sudah mandi. Adik sudah mandi belum?” tanya Bunda.
“Ya, Bunda. Mohon maaf,” jawab Lona sembari berlari ke rumah.
Bunda tersenyum bahagia memandangi buah hatinya. ***