Ditulis Oleh: Tyas Chairunisa
Saat di kelas, Nadifa begitu terkejut melihat buku gambar di mejanya basah. Nadifa menghampiri sahabatnya, Kesya, dan bertanya, “Kesya, apakah kamu lihat ada yang membasahi buku gambarku?”
“Aa …. Aku tidak tahu, Dif,” jawab Kesya sambil meninggalkan Nadifa keluar kelas.
Sebenarnya, Kesya merasa bersalah karena dia tidak sengaja menumpahkan air di buku gambar Nadifa. Jiwanya merasa tidak tenang karena berbohong kepada Nadifa. Dia pun kembali masuk ke kelas, lalu menghampiri Nadifa.
“Dif.”
“Iya, ada apa?”
“Aku ingin minta maaf. Aku telah berbohong kepadamu. Aku tidak sengaja menumpahkan air di bukumu. Aku takut bila jujur, kau akan marah kepadaku.”
Nadifa menghela napas panjang mendengar kejujuran Kesya. Nadifa ingin marah, tetapi dia ingat nasihat bundanya. “Hargailah kejujuran yang dilakukan oleh orang kepadamu karena itu menunjukkan kau melakukan kebaikan.”
“Aku tidak marah, Kes. Terima kasih atas kejujuranmu,” ujar Nadifa tersenyum.
“Terima kasih, Dif. Aku janji tidak berbohong lagi kepadamu,” kata Kesya sambil memeluk Nadifa. **