Ditulis Oleh : Endang Fatmawati
“Ayah, kenapa kita harus memotong kambing?” tanyaku gugup sambil memegang tali si Putih, kambingku.
Ayah tersenyum, “Ini hari spesial, Nak. Tahun ini ayah belikan kambing untukmu agar bisa berqurban. Jadi, ini pertama kalinya kamu ikut qurban.”
Aku mengelus kepala si Putih.
“Iya ayah, justru karena aku belum pernah ikut qurban sebelumnya, aku takut sedih.”
Ayah menepuk pundakku.
“Wajar kalau kamu sedih. Tapi dengan qurban, kita belajar ikhlas dan berbagi. Kita memberi kepada yang membutuhkan, supaya mereka juga bisa merasakan kebahagiaan.”
Aku melihat Uswatun yang juga ingin berqurban. Dia menghampiriku, “Ilma, ini juga qurban pertamaku. Deg-degan, ya?”
Aku mengangguk. Setelah Si Putih diserahkan ke panitia, aku merasa lega. Melihat senyum Uswatun yang berqurban, hatiku jadi hangat. Aku sadar, karena berbagi itu indah. Qurban bukan hanya kehilangan hewan, tetapi tentang memberi dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
“Ayah, tahun depan, aku ingin ikut qurban lagi, ya!”
“Insyaallah Nak,” jawab ayah sambil mengelus kepalaku. ***