Ditulis Oleh: Ita Hadi Seviyan
Pagi itu setelah selesai mandi, Taya bermain boneka beruangnya di dekat ruang makan.
“Pisang goreng sudah matang,” ucap Ibu sambil meletakkan sepiring pisang goreng di atas meja. Taya dengan semangat berlari ke arah meja.
“Auuww … panas, panas!” Taya meletakkan kembali pisang gorengnya, lalu mengambilnya lagi dan memasukkan ke mulutnya.
“Baca doa dulu sebelum makan, Nak,” kata Ibu mengingatkan seraya tersenyum.
Setelah berdoa, Taya kembali menyantap pisang goreng dengan lahap.
“Nak, makanlah dengan tangan kanan, tidak tergesa-gesa, kunyah hingga lembut, baru ditelan, dan makan tidak bersuara,” ucap Ibu kembali mengingatkan dengan suara lembut.
Taya berhenti mengunyah sejenak dan memandang ke arah Ibu.
“Ibu, kenapa kita harus melakukan semua itu?” tanya Taya sambil melanjutkan makan.
“Hmmm … begini Nak, kita harus makan mengikuti cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Karena Nabi selalu mencontohkan yang baik dan tahu apa yang terbaik untuk kita. Ibu menjelaskan dengan penuh sabar.”
“Jadi … selain perut kenyang, kita juga dapat pahala dari Allah, begitu kan Bu?” ucap Taya meyakinkan.
Ibu tersenyum bahagia, anaknya sudah tahu bagaimana cara makan yang baik.
“Terima kasih, Bu. Sudah menjadi guru yang paling baik,” kata Taya sambil memeluk Ibu dengan wajah berseri. ***