Ditulis oleh: Mutyara Mardiana
“Ina, ayo main!” ajak Ida kepada adiknya saat mereka selesai sarapan bersama orang tuanya. “Ayah, Ibu, kami main dulu,” pamitnya sebelum
keluar rumah. “Ok, hati-hati,” jawab Ibu dibarengi anggukan sang Ayah yang memperhatikan keduanya. Mereka pun bergegas menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu di luar.
Tiba giliran bermain petak umpet, semuanya segera sembunyi di tempat sekitarnya. Tinggallah Nemo si Ikan Badut atau Clown Fish. Ia mulai mencari karena mendapatkan giliran pertama berjaga.
Setelah semuanya berhasil ditemukan, kini ia merasa kebingungan mencari Ida dan Ina yang belum juga ketemu. Sampai-sampai membuatnya putus asa dan akhirnya berteriak.
“Ida … Ina … aku menyerah! Di mana kalian?” teriaknya dengan suara mulai kelelahan. Akhirnya dengan mimik yang lucu disertai tertawaan dari teman-temannya, Ida dan Ina pun keluar dari tempat persembunyiannya. Mereka bersembunyi tidak jauh dari tempat Nemo duduk beristirahat.
“Kami ada di sini, di sebelahmu,” ujarnya dengan santai dan tersenyum. Nemo terkejut mengetahui hal itu. “Kami ada di batu karang.
Ekor kami digunakan untuk berpegangan, lalu warna tubuh kami samakan dengan karang tempat kami berpegangan tadi,” lanjutnya menjelaskan.
Akhirnya semuanya berkumpul mendengarkan cerita. “Kami itu Kuda Laut. Jadi, bisa berubah warna saat tubuh menempel di mana pun untuk
bersembunyi. Kami bersembunyi supaya tidak jadi mangsa hewan lainnya yang ingin memakan kami,” jelasnya lagi. ***