Ditulis Oleh: Rini Tanjung Sari, S.Pd.
Di siang hari yang terik ini, Jeje jerapah sedang asyik bermain bersama teman-temannya. Di tengah-tengah bermain, Jeje sangat kehausan. Dia segera menuju ke dalam kelas dan meminum air yang dibawanya dari rumah sampai habis, lalu kembali bermain bersama teman-temannya.
“Anak-anak, ayo kita kembali ke dalam kelas!” perintah Ibu Guru setelah waktu bermain habis.
Jeje dan teman-teman masuk kembali ke dalam kelas dan mereka mencuci tangan karena sudah waktunya makan. Jeje duduk bersama Lala, tiba-tiba saja Lala Koala menangis dan berteriak, “Huuuuaaaa … Bu Guru …”
“Lala ada apa, kenapa kamu menangis?” tanya Bu Guru.
“Huu … huu … hu … air minumku habis,” ujar Lala sambil terisak.
Dengan sabar Ibu Guru bertanya kepada murid di dalam kelas.
“Siapa yang tahu bagaimana air minum Lala bisa habis?”
Jeje dengan takut-takut tunjuk tangan dan menjelaskan bahwa dia keliru meminum air Lala karena botol minum yang sama.
“Terima kasih, Jeje. Kamu telah berkata jujur. Sebagai gantinya bolehkah minuman Jeje diberikan kepada Lala?”
Jeje lalu memberikan sebagian air minum kepada Lala.
“Maaf, Lala. Aku tadi tidak berhati-hati meminum airmu,” kata Jeje
“Iya Jeje, terima kasih kamu sudah berani berkata jujur,” jawab Lala. ***