Ditulis Oleh ; Sulestari, S.Pd.
Pagi ini cuaca sangat cerah, matahari masih malu-malu menampakkan diri, di atas langit awan putih berarah mengiringi langkah Seto dan teman-teman berangkat sekolah dengan berjalan kaki, di depan sekolah mata Seto tertuju pada seorang Kakek penjual balon, berambut putih, berbadan tegap, tapi kakinya hanya satu dan memakai tongkat penyangga.
Hari ini kebetulan sekolah pulang pagi, dengan langkah pasti Seto menghampiri si kakek.
“Asalamualikum, Kek.”
“Waalaikumsalam,” jawab Kakek dengan senyum.
“Boleh kenalan, Kek. Saya Seto, nama Kakek siapa, tinggal di mana?”
“Nama Kakek Slamet, Kakek tinggal di desa sebelah.”
Kakek Slamet banyak bercerita tentang pengalamannya, jaman dulu Kakek Slamet ikut berjuang melawan penjajah dan kakinya tertembak sehingga harus diamputasi, ternyata Kakek Slamet pahlawan meski tidak dikenal. Hebat sekali Kakek Slamet demi membela negaranya, Kakek Slamet rela kehilangan satu kaki. Seto ingin seperti Kakek Slamet berjuang untuk negaranya, Seto berjanji akan belajar yang rajin agar kelak berguna untuk bangsa, negara, dan membanggakan orang tua. ***