Ditulis oleh: Lina Mariyana
Pekan kedua Ramadan. Aku mendapat kabar bahwa Idulfitri nanti, Om Rifki harus berjaga di klinik yang ada Kalimantan. Beliau adalah seorang dokter. Sedangkan Tante Erika adalah seorang peneliti yang bertugas di Jakarta. Om Rifki dan keluarga harus pindah ke kalimantan. Ada rasa kecewa di hati karena aku tidak akan berlebaran bersama anak-anak Om Rifki sepupu sepupuku. Namun, aku bangga karena Om Rifki bertanggungjawab dengan tugas yang diamanahkan kepadanya.
Aku mempunyai ide untuk membuat kartu ucapan lebaran.
“Itu ide bagus Ze. Bunda akan ikut membantu,” kata Bunda mendukung.
Siang ini aku akan ke ekspedisi pengiriman yang ada di dekat rumah. Aku akan mengirimkan kartu lebaran untuk Om Rifki, Tante Erika, Tarisha, Dafa, dan Byan. Bunda sudah membuatkan kue sebagai bingkisannya.
Idulfitri atau 1 Syawal 1442 jam 09.00 WIB, aku bersama Nenek, Ayah, dan Bunda duduk bersama. Aku membuka perangkat laptop dan aplikasi komunikasi. Nenek terlihat bingung dengan apa yang aku lakukan. Ayah dan Bunda tersenyum melihat kesibukanku. Sebentar kemudian ….
“Assalamualaikum, haaii …” kami hampir berbarengan saling menyapa.
“Ze, terima kasih ya bingkisan dan kartu lebarannya. Bagus sekali.”
“Benar, terima kasih Ze.” Om Rifki mengiyakan. Senangnya karena mereka suka dengan kartu
lebaran buatanku.
Silaturahim ini sangat indah meskipun jarak memisahkan kami. ***