Ditulis Oleh: Hj. Lelis, S.Pd.
“Bunda …!!” teriak Hanin putri kecilku setengah berlari menghampiriku yang baru saja pulang dari pasar.
Kulihat ada binar bahagia di matanya, senyum terus mengembang di wajah imutnya, mungkin sudah terbayang jika hari ini aku akan buatkan menu kesukaannya untuk makan siang hari ini.
Tak lama Hanin sudah duduk di sebelahku dan ikut menemaniku menyiangi sayuran dan menyiapkan perbumbuan. Tangannya ikut sibuk memetik beberapa helai kangkung seperti yang aku lakukan. Aku biarkan saja dia mengikuti apa yang aku lakukan dan mengarahkannya untuk mengumpulkan sampah sayuran, plastik, dan kertas pada tempatnya.
“Bunda … mengapa sampah-sampah ini harus dikumpulkan dan dibuang?” tanyanya dengan wajah serius.
“Ehm … kalau sampah-sampah ini tidak dikumpulkan dan tidak dibuang, nanti akan membusuk dan menimbulkan bau yang bisa mengganggu kesehatan kita,” jawabku dengan sedikit menjelaskan dampaknya.
“Kalau begitu selain sampah yang tidak bisa membusuk boleh tidak dibuang ya Bund?” tanya Hanin serius.
“Tentu tidak Nak, semua sampah sudah seharusnya dibuang, hanya ada beberapa sampah yang bisa dipilah untuk dimanfaatkan kembali atau di daur ulang, dan nanti bisa menghasilkan uang,” jelasku.
Aku bangga dengan Hanin yang kian hari semakin banyak ingin tahunya, aku sebagai orang tua sebisa mungkin menjelaskan apa yang dia tanyakan, dan memberikan contoh kebiasaan baik untuk dijadikan teladan yang dimulai dari rumah. Seperti contoh menjaga kebersihan dari rumah, dari lingkup yang paling kecil, hingga menjadi kebiasaan dimanapun dan kapanpun. ***