Ditulis Oleh: Shanaz Violen Amanda
Matahari mulai tenggelam, azan berkumandang dan aku harus menunggu kedua temanku, Umai dan Kezia. Setelah temanku datang, aku pun berpamitan pada Ayah dan Ibu untuk pergi ke masjid. Selesai salat aku berdoa kepada Allah, “Ya Allah, lancarkanlah rezeki hamba-Mu, lindungilah kedua orang tua hamba.”
Aku pun pulang ke rumah. Ayah memanggilku.
“Manda, Ayah mau bilang sesuatu,” ucap Ayah.
“Bilang apa Ayah?”
“Kamu tahu kan, Ayah ini hanya seorang pedagang kecil, Ayah berharap suatu hari kamu lebih baik dari Ayah. Dulu masa kecil Ayah sangat sengsara, hidup yatim piatu hingga membanting tulang menghidupi adik-adik Ayah. Ayah ingin kamu bisa lebih baik dari Ayah,” cerita Ayah.
“Benarkah Ayah?” jawabku kaget.
“Mulai sekarang kamu harus rajin belajar dan berdoa kepada Allah supaya kamu bisa sukses suatu hari nanti,” jawab Ibu.
Dan dari situlah niatku muncul. Aku sangat bersyukur kepada Allah akan nasihat dari Ayah dan Ibu. ***