Ditulis Oleh: Meliana Istiani
Mendaur ulang bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipakai lagi menjadi bentuk lain yang bermanfaat merupakan salah satu upaya mengurangi sampah.
“Tet ….” Bel masuk kelas berbunyi. Khanza, Hayfa, dan Freya segera masuk kelas.
“Hari ini kita akan mempelajari tentang sampah. Siapa yang dapat membedakan jenis sampah?” tanya Bu Laila, guru tematik di kelas 4.
Khanza mengangkat tangan. “Ada sampah organik dan anorganik, Bu.”
“Bu, Apakah benar kalau sampah masih bisa dimanfaatkan?” tanya Fathar.
“Benar sekali, Fathar. Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk, dan sampah anorganik misalnya barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai dapat kita daur ulang kembali. Hal tersebut kita lakukan sebagai upaya mengurangi sampah,” jawab Bu Laila.
“Nah, kalian Ibu beri tugas untuk membuat karya dari bahan bekas. Ibu beri waktu 2 minggu, ya.” Ibu Laila menutup pelajaran.
Setibanya di rumah, Hayfa membuka lemarinya dan mencari kaus yang sudah tidak dipakai lagi.
Beberapa hari kemudian …
“Hayfa!” panggil Khanza dan Freya.
“Wah, tas kamu baru, ya? Bentuknya unik!” seru Freya kepada Hayfa.
“Iya. Lucu deh, bentuknya!” Khanza menimpali.
“Bagus, ya? Ini tidak baru, kok. Ini hasil karya dari bahan bekas, tugas yang Bu Guru berikan untuk kita. Aku membuatnya dari kaus yang sudah tidak dipakai,” ujar Hayfa.
“Ternyata benar yang Ibu Guru katakan. Kita bisa mendaur ulang bahan bekas yang sudah tidak dipakai menjadi bentuk lain yang bermanfaat. Dengan begitu, kita sudah mengurangi sampah,” seru Hayfa kepada teman-temannya. ***