Ditulis Oleh: Ridha Muslimah Sacha
Aku duduk termenung memandang sepatuku. Sepatu warna hitam itu tampak lusuh.
Sudah tidak layak kugunakan untuk lomba membaca puisi di kantor kabupaten.
Aku senang ketika Bu Rahma memilihku untuk mengikuti lomba. Namun, aku sedih.
Sepertinya aku tidak bisa tampil dengan rapi dan cantik. Aku tidak percaya diri dan malu.
Saat latihan, aku tidak fokus. Aku selalu memikirkan sepatuku. Aku menjadi lesu. Apa yang harus kulakukan? Apakah aku mundur saja dari lomba ini? Akhirnya, tanpa sadar air mataku mengalir.
“Dania, ada apa?” tegur Bu Rahma. Aku terisak sambil menatap sepatu.
“Dania, diam dan menangis tidak akan menyelesaikan masalah. Dania tenang. Kalau Dania punya masalah, cobalah mencari solusinya,” tutur Bu Rahma.
“Aku akan mencoba pinjam sepatu Bang Danu untuk lomba nanti, Bu,” ucapku.
“Jadi, masalahmu tentang sepatu?” Bu Rahma mengerutkan dahi. Aku mengangguk.
“Terima kasih, kamu sudah mengungkapkan masalah dan berusaha mencari solusinya. Kalau begitu, nanti kita carikan sepatu baru untukmu,” ujar Bu Rahma.
Aku terkejut tak menyangka. Aku terharu dan mengucapkan terima kasih kepada Bu Rahma. ***