Ditulis oleh: Ita Masitoh
Tahukah kamu?
Tersedak dapat mengakibatkan sulit berbicara dan bernapas karena terhambatnya aliran oksigen ke paru-paru dan otak.
“Goool … goool … teriak penonton dengan riuhnya.” Hasan melompat-lompat kegirangan berpelukan dengan timnya karena berhasil mencetak gol. Tiba-tiba priiiit … priiit … peluit wasit berbunyi panjang menandakan berakhirnya pertandingan.
Betapa bahagianya Hasan. Sambil bersenandung riang, dia berlari pulang ke rumahnya.
“Ibu …” teriak Hasan.
“Iya, Sayang,” jawab Ibu terheran-heran melihat senyum semringah terukir di wajah anaknya.
“Bu, aku berhasil menciptakan gol kemenangan untuk timku,” katanya bangga.
“Anak Ibu hebat. Pasti sekarang kamu lapar kan?”
“Tentu saja, tenagaku terkuras habis saat bermain bola. Sekarang aku mau mandi dulu ya, Bu,” katanya.
“Ya … Ibu sudah siapkan makanan istimewa untukmu,” balas Ibu.
Setelah mandi, Hasan kembali menemui ibunya di ruang makan.
“Waah … tampak lezat semuanya.” Dengan sigap dia mengambil makanan yang tersaji dan mulai melahapnya. “Boleh aku habiskan semuanya, Bu?” celotehnya.
“Makan secukupnya, Nak, nanti kalau kurang, boleh tambah!” sambut Ibu.
“Huk … huk … huk ….” Hasan berusaha bersuara sambil memegang erat lehernya dengan wajah yang memerah dan keluar air mata.
“Berdiri Nak, Ibu akan menolongmu.” Ibu berdiri di belakang Hasan sambil melingkarkan kedua tangannya. Satu tangan terkepal diletakkan sedikit di atas pusar. Kemudian, Ibu menekannya dengan bantuan tangan
yang satu, lalu dientakan ke atas dengan cepat. Hasan akhirnya terbatuk dan muntah. Setelah itu Hasan mulai bernapas lega.
“Makanlah dengan pelan. Kunyah sampai halus agar tidak tersangkut di kerongkongan,” nasihat Ibu.