Ditulis Oleh: Endang Fatmawati
Siang itu matahari sudah berada di atas kepala. Terik panasnya sangat terasa sekali. Cahayanya dari tadi pagi menerangi kegiatan kami. Kebetulan Bunda mengajak adik untuk membantu membersihkan rumput di taman depan rumah.
“Bun, sekarang cuaca panas banget ya,” ujar adikku sambil sesekali mengusap keningnya yang bercucuran keringat.
“Iya, betul Nak. Cuaca siang ini memang panas terik. Suhunya saja hingga 38 derajat celcius.” Aku menimpali ucapan adikku.
“Aduh, kenapa sih kok panas banget gini. Coba kalau hujan, pasti enak ya Bun,” keluh adikku yang tampak emosi.
“Nak, tidak boleh begitu! Kamu harus tetap bersyukur sekalipun terasa panas. Insyaallah dengan selalu bersyukur, niscaya hidup kita bahagia,” kata Ibu.
Adikku terlihat mengibas-ngibaskan tangan mengisyaratkan kalau kegerahan. Meskipun begitu, Bunda selalu tersenyum menatap adikku.
“Ini Bunda ambilkan es teh kesukaanmu,” ujar Bunda sambil memberinya segelas es teh lengkap dengan sedotan.
Adik pun buru-buru meminumnya. Alhamdulillah satu gelas langsung habis dan hanya tersisa es batunya. ***