Ditulis Oleh: Nurhastin
Detik kelulusan kelas 6 sudah berakhir, Naila dan Ibu sudah menata pakaian dan peralatan lainnya untuk di-packing. Siap berangkat ke pondok pesantren Jawa Timur. Ibu melihat Naila berlinang air mata. Ibu perlahan mendekat dan mulai berbisik pada Naila.
“Kenapa bersedih Nak?”
“Kenapa harus mondok Bu?” Tanya Naila
“Naila sayang, jangan bersedih ya Nak.”
“Jangan menyerah ya Nak, menangis saat ini menjadi bahagia masa depanmu. Engkau dikirim ke pesantren itu seperti mengirim benda yang belum terbentuk dibawa ke pabrik. Setelah masuk ke pabrik, benda itu akan dibentuk, dicetak, diukir menjadi sesuatu yang paling indah, terbaik dan bermanfaat untuk orang banyak. Begitu juga dengan Naila.”
“Naila dikirim ke pondok untuk menjadi perempuan yang berakhlak baik, handal, perempuan yang menatap masa depan bermanfaat bagi semua manusia. Usaplah air matamu, semangatlah menyambut masa depanmu.”
“Baik Bu, Naila akan terus semangat dan bahagia belajar di pesantren.” ***