Ditulis Oleh: Sari Yuliastu
“Alif ….” panggil Ayah dari depan pintu kamar Alif.
“Sebentar Ayah, nanggung nih, duluan aja.”
“Ayo, Ayah tunggu di depan ya, cepat bersiap karena sudah azan.”
“Ayah duluan aja, Alif nanti nyusul,” pinta Alif.
“Baiklah, Ayah dan Ibu berangkat dulu ya, jangan lupa kunci pintunya kalau berangkat.”
“Oke, Ayah,” jawab Alif masih dari dalam kamar.
Tak lama berselang, Ayah pulang dari masjid dengan wajah merah padam.
“Asalamualaikum, Alif … Alif …,” teriak Ayah ketika masuk rumah.
“Astagfirullah, kenapa malah tidur, Alif!” ujar Ayah sambil masuk ke dalam kamar Alif.
“Sabar Yah,” kata Ibu.
Terlihat Alif tertidur sambil memegang HP, dan HP tersebut masih terlihat games balap mobil yang belum dimatikan.
“Ya Allah, Alif. Kenapa malah tidak berangkat salat? ternyata kamu tertidur sambil bermain game ya?”
“Sabar Ayah,” kata Ibu.
Alif terbangun dan kaget.
“Maafkan Alif Ayah. Alif ketiduran karena asyik bermain game balap mobil. Maafkan Alif, Ayah!” pinta Alif.
“Alif, lain kali tidak diulangi lagi ya, salat itu kewajiban seorang muslim. Salat harus tepat waktu. Apabila kita tidak mempunyai halangan, harus secepatnya menunaikan salat, tidak boleh ditunda,” kata Ayah.
“Iya, Ayah. Alif salah, maafkan Alif, Ayah.”
Ayah memeluk sambil mencium kepala Alif.
“Sekarang salat dulu sana, Nak.” ***