Ditulis Oleh: Dr. Rosida Amalia, M.Pd.
Suatu pagi yang cerah. Awan semarak berarak tampak Lelah. Kebetulan hari itu hari Minggu. Sambil menunggu waktu berlalu, Anne mengisi dengan hal yang bermutu. Ia membersihkan daun-daun kering di halaman.
“Nak! Kumpulkan daun-daun kering dengan sapu lidi!” ucap Ibu.
“Baik, Bu … sampahnya dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Kata Bu Guru di pemukiman itu terdapat 70 % sampah organik dan 30% sampah Anorganik,” jawab Anne.
“Wah keren Anne, kamu pintar …” kata Ibu menunjukkan jempol ke arah Anne.
“Betul Bu, kata Bu Guru salah satu bentuk memanfaatkan sampah dengan daur ulang (recycle). Kegiatan mendaur ulang sampah, tindakan positif pada kepedulian lingkungan.
Sampah plastik bisa diolah beraneka ragam. Sampah bisa dibuat tas, dompet, mainan anak-anak, bunga hias, pot, dan lainnya, begitu kata Bu Guru.”
“Iya Nak, kumpulkan plastik bekas pembungkus makanan ini. Mari kita buatkan bunga!” ujar Ibu.
“Ibu bisa toh?” tanya Anne menatap heran.
“Bisa dong nanti kita coba,” kata Ibu.
“Bu itu masih ada bekas pembungkus camilan adik tergeletak di halaman!” kata Anne.
“Ambillah …! Kumpulkan. Nah, Ibu lihat di taman-taman kota pun, bekas camilan ini jadi perusak kerindangan alam. Sikap Masyarakat yang kurang terhadap lingkungan. Tetapi plastik ini bisa didaur ulang,” kata Ibu.
Tidak lama terdengar suara teriakan.
“Ada barang rongsok Neng?”
Ternyata ada tukang rongsok bawa mobil.
“Ada nih kertas dan dus serta botol-botol plastik bekas minuman,” kata Ibu.
“Apakah masih ada kertas bekas yang lainnya?” tanya tukang rongsok.
“Oh, ada di ruang belajar saya, bekas ulangan.” Anne berlari menuju kamar tidur. Tidak lama, datang lagi membawa kertas-kertas bekas ulangan.
Semua sampah yang terdiri dari botol minuman, kertas dan dus, dikilo oleh tukang rongsok. Tukang rongsok kemudian memberikan uang kepada Anne.
“Terima kasih Mang!” kata Anne dengan wajah berseri-seri.
“Asyik … aku punya uang banyaaak!” Anne berteriak kegirangan.
“Ibu ini uang untuk belanja,” kata Anne dengan bangga memberikan uang kepada Ibu.
“Tidak usah … anggaran belanja sudah cukup dikasih Ayah untuk sebulan. Uang ini gunakan saja untuk keperluan kamu,” kata Ibu menolak sambil tersenyum, Hari itu Anne membersihkan rumah dan halaman dari sampah dengan dilakukan sendiri. Tanpa bantuan pembantu rumah tangga. Ternyata di balik anggapan sampah yang membawa penyakit itu ada kebermanfaatannya. Apabila seseorang mampu memanfaatkan dengan baik. Sampah bersih, halaman rumah rapi. Ibu pun mengucapkan, “Terima kasih!”
Angin bersenandung. Pohon menari. Burung bernyanyi. Anne menari-nari mengibaskan uang di tangan. Ibu pun tersenyum penuh kemenangan. ***