Ditulis Oleh: Siti Rozalina
Pulang sekolah, Tata melihat seorang Nenek di halaman rumahnya.
“Assalamualaikum. Cari siapa, Nek?” sapanya.
Nenek itu terkejut. “Waalaikumsalam, bukan siapa-siapa, Nak,” jawabnya.
Tata menatap si Nenek yang memakai baju lusuh dan robek di sana-sini.
Tubuhnya yang renta tampak lemas. Tata merasa iba.
“Tunggu sebentar ya, Nek? Aku masuk dulu,” katanya.
Tidak lama, Tata keluar membawa sepiring nasi dan segelas air.
“Silakan, Nek. Jangan malu-malu,” ujarnya mempersilakan Nenek itu duduk di teras untuk menikmati hidangan yang sudah ia siapkan.
Nenek itu sangat terharu dan berterima kasih. Matanya berkaca-kaca saat mengucap basmallah dan mulai menghabiskan nasi di piringnya.
Tata tersenyum. Ia sangat bersyukur masih diberikan rumah yang nyaman dan keluarga, sehingga ia tak perlu terlunta-lunta seperti si Nenek.
Setelah menyelesaikan makannya, Nenek itu pun pamit. Tak lupa Tata memberikan sisa uang saku di kantongnya.
“Terima kasih, Nak. Kamu memang anak terpuji. Semoga Allah melapangkan rezekimu,” ujarnya sebelum berlalu. Tata merasa sangat bahagia. ***