Ditulis oleh: Ita Masitoh, S.Ag., M.Pd.I.
“Tari topeng biasanya menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno (klasik) dalam bentuk pementasan seni drama serta tari.”
Pada hari ulang tahun DKI Jakarta, Ayah mengajak Siti berkunjung ke Anjungan DKI di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Di sana Siti menyaksikan berbagai seni pertunjukan, salah satunya adalah tari topeng. Siti sangat terpukau dengan gerakan tariannya dan penasaran ingin mengetahui lebih jauh tentang sejarah tari topeng itu, lalu ia bertanya kepada pemandu yang ada di sana.
“Pak, maaf boleh bertanya tentang seni tari topeng?” tanya Siti.
“Silakan, Nak,” sahut Pak Pemandu.
“Tari topeng ini asalnya dari mana ya, Pak?” tanya Siti lagi.
“Tari topeng yang baru saja kita saksikan ini berasal dari daerah Betawi. Ada beberapa daerah juga memiliki jenis tari topeng. Ada tari topeng khas Cirebon, Bali, Magelang, Malang, Dayak, dan masih banyak lagi,” jawab Pak Pemandu.
“Apakah setiap tari topeng itu mempunyai cerita tersendiri, Pak?” tanya Siti penasaran.
“Tari topeng itu, secara luas ada sejak zaman prasejarah. Tari topeng biasanya menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno (klasik) dalam bentuk pementasan seni drama serta tari, seperti cerita Ramayana dan cerita Panji. Dalam upacara adat, diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari,” jelas Pak Pemandu.
“Wah … menarik sekali! Terima kasih atas penjelasannya ya, Pak,” ucap Siti mengakhiri percakapan. ***